Karma (1)

Everything comes back to you
-Niall Horan




Karma

Aku menikmati menjadi seorang introvert sejak masuk perguruan tinggi. Tidak banyak teman yang kupunya karena aku jarang tersenyum. Pada suatu sore di tahun keempat kuliah, kelompokku mempresentasikan materi listening in interpersonal communication. Lalu secara mengejutkan salah satu temanku mengakui bahwa ia pernah dengan sengaja tidak mengacuhkanku ketika aku memanggilnya. Ia bilang saat itu sedang jengkel padaku. Lalu karma melakukan tugasnya sekitar sepekan kemudian. Ia dan kelompoknya sedang presentasi di kelas malam saat tiba-tiba aku mengacaukan pikiran salah satu teman kelompoknya dengan meminta jarum pentul dalam bahasa tubuh. Aku dengan salah satu teman tersebut begitu heboh dengan percakapan bisu kami. Sampai akhirnya seluruh kelas tidak ada yang mendengarkannya karena atensi mereka pindah padaku.

Aku tidak menyadari bahwa ia sengaja tidak mengacuhkan panggilanku saat itu. Juga ketika aku mengacaukan acara presentasinya, aku tidak pernah sengaja merencanakan hal itu. Dan ketika akhirnya mengetahui kebenaran yang terjadi, aku hanya tersenyum dan memaafkannya. Aku tidak terganggu. Selain itu ia telah membayar apa yang telah ia lakukan padaku bahkan tanpa aku minta.

Dua tahun yang lalu aku diputuskan oleh pacarku. Dia bilang tidak bisa lagi bersamaku dan aku menyetujuinya. Enam bulan berlalu aku mulai dekat dengan seseorang. Tapi mantanku sengaja menghancurkan hubungan kami agar bisa kembali padaku. Ia membuatku ketakutan dan memintaku kembali. Aku setuju tapi enam bulan kemudian kami kembali berpisah. Ia dengan cepat mendapatkan pacar namun akhirnya putus dengan pacar barunya. Juga ternyata disebabkan olehku tanpa pernah kusengaja. Karma terjadi padanya sama persis seperti yang terjadi pada temanku.

Aku merasa lucu saat mengetahuinya. Memang aku pernah berpikir bagaimana jadinya bila aku balas dendam padanya, tapi tidak pernah kulaksanakan. Karena aku ingin mengikhlaskan dan berharap ia bahagia dengan pilihannya kali ini (he said he didn't happy with me when he broke me up). Tapi dendam itu terbayar sendiri meskipun sudah kulupakan.

Pernah satu hari setahun lalu aku lupa menutup rapat pintu kulkas di toko ibuku. Lalu keesokannya es di dalam kulkas mencair dan menyebabkan bahan masakan di dalamnya rusak. Ibu yang marah memakiku sepanjang pagi itu hingga aku menangis tersedu. Sekitar tiga bulan kemudian, ibuku lupa memastikan apa pintu kulkas tertutup rapat. Ternyata pintunya sedikit terbuka dan kejadian di masa lalu terulang. Kali ini tidak ada yang memakiku karena itu salahnya sendiri.

Karma yang terjadi atas hal buruk yang telah mereka lakukan padaku, ternyata dilakukan olehku sendiri tanpa kusadari. Aku khawatir pada diriku sendiri. Aku bukan seorang pendendam dan cenderung membiarkan saja jika orang lain berlaku tidak adil padaku. Tapi kenapa seolah aku sengaja melakukannya?

Aku meyakinkan diri sendiri, We pay for what we do to others, even if they wouldn't ask for it. That's how karma works.

Comments

Popular Posts