Quarter Life Crisis’s Story

https://id.pinterest.com/pin/381820874648328342/


It gets worse, either I'm afraid or not.



Aku tidak pernah bertanya apa yang salah ketika suatu hal menimpaku –terutama nasib buruk. Karena aku paham dengan baik prinsip sebab-akibat. Dan aku tidak akan menyalahkan siapapun kecuali diri sendiri. Hal itu sering membuatku larut dalam kesedihan dan penyesalan yang tentu saja kusimpan baik dalam kepalaku.

Semester kedua di 2018 adalah waktu terberat dalam hidupku. Aku tahu, selama ini aku terlalu santai dalam menjalani hidup. Tapi saat itu aku terpuruk dalam banyak hal. Keluarga, finansial, hubungan antar sesama, hingga aku menemukan diriku membenci diri sendiri.

Beberapa orang memberikan semangat dengan mengatakan bahwa aku telah melakukan yang terbaik. Aku menghargainya dan sangat berterima kasih atas dukungan mereka. Namun sebenarnya masalah adalah pada diriku sendiri. Hingga itu tak cukup kuat bagiku untuk bertahan pada penyesalan yang begitu dalam.

Penyesalan dan kesedihan perlahan meracuniku, hingga rasanya sepeti sekarat.

Aku selalu terlihat tertawa dan ringan menceritakan masalahku pada satu dua orang teman dekat yang mampu memahamiku. Tapi banyak bagian yang tidak mampu aku ceritakan karena itu hanya akan membebani mereka, atau, pikiran burukku mengatakan bahwa mereka justeru akan mengatakan bahwa aku adalah orang yang lemah. Tentu itu benar, tapi aku tidak butuh mendengarnya dari orang yang kupercaya.

Pada hari-hari yang terasa begitu berat, saat stress memenuhi kepalaku, katup jantungku akan mulai bergerak sesukanya hingga ngilu beberapa menit. Satu-satunya hal yang dapat kulakukan hanya menunggu rasa sakit itu hilang dengan sendirinya. Aku selalu menghitungnya, waktu dimana rasa sakit itu menyerang dada kiriku.

Aku sudah cukup khawatir pada kegagalanku tahun lalu. Dan semakin bertambah karena aku tidak menemukan motivasi untuk melakukan sesuatu yang lebih bermakna –setidaknya belum. Lalu pada akhirnya, aku hanya melakukan hal yang biasa kulakukan. Bangun pagi, berangkat bekerja, pulang, lalu tidur pukul 10 malam. Sambil mencari jawaban, semoga menemukan jawaban.

-R.Sv

Comments

Popular Posts