Setahun


www.pixoto.com




Angin berdesau pelan sehabis hujan malam tadi. Dinginnya kian likat di antara helai rambutmu. Aku bertanya untuk apa kau duduk di bawah dahan kersen itu. Kau hanya diam tak mengacuhkanku. Keganjilan sikapmu kuamati dari atas. Menggigil tengkukmu demi tersapu embusan angin darat. Lirih kau sebut nama kekasihmu itu. Kau bilang dingin angin dan hujan tidak seberapa dibanding kesepian yang sudah setahun merasukimu.

Berulang-ulang kau mengatakan rindu.

Lalu seperti singa dalam dadaku, aku memanggil-manggilmu. Kau tetap diam. Mungkin kecelakaan tahun lalu menulikan pendengaranmu. Lalu menjadi gila karenanya. Kau terus duduk hingga subuh di sana. 300 hari tanpa absen. Habis sudah sabarku. Loncat dari dahan kersen itu, kemudian berusaha mengoyang bahu kurusmu. Lambat kusadari, kau duduk di sebelah pusara. Indah tertulis di sana namaku.

Berulang-ulang kau mengatakan rindu.

Comments

Popular Posts