Ode untuk Ayah

Pagi pukul tujuh
Aku bangun, melirik kamarmu
Matamu begitu terpejam
Aku tersenyum
Sekian minggu kau selalu terjaga
Akhirnya pulas
Pukul sembilan
Kakakku terisak menelponku, ibu,
dan Laras
Melangkah jauh
dan tergesa
Memegang erat jemari Laras
Jalan setapak yang basah
menghalangiku
Aku ingat
Ketika seorang ibu memelukku
erat
Ketika bahkan aku belum melihatmu
Lalu kau di sana
Tersenyum menghadap langit-langit rumah
Masih terpejam
Lalu sadar
Ayahku
Pergi
Mataku panas

Hari ini 12/11/2014
Mataku panas
Berarti air mata lagi
Namun tak hanya itu
Lalu doa
Lalu senyum
Untuk ayah.

Selamat Hari Ayah

Comments

Popular Posts